Bulan
September 2011, Google Chrome memilih 3 web heroes dari Indonesia.
Tujuannya adalah menunjukkan pada masyarakat bahwa internet adalah media
yang luas. Lebih dari sekedar media untuk mencari dan melihat, internet
bisa digunakan untuk menciptakan sesuatu.
Dani Kusuma adalah satu dari tiga web heroes. Ia membuat akun email lia.tersayang@gmail.com ketika anak perempuannya lahir. Tiap hari, ia mengirimkan pesan kepada putri kesayangannya, meski sang putri tentu belum bisa membaca email itu kala masih bayi. Email pertama misalnya, berisi ucapan, “Selamat Satang!” dan dikirimkan sesaat setelah putrinya lahir.
Dani Kusuma adalah satu dari tiga web heroes. Ia membuat akun email lia.tersayang@gmail.com ketika anak perempuannya lahir. Tiap hari, ia mengirimkan pesan kepada putri kesayangannya, meski sang putri tentu belum bisa membaca email itu kala masih bayi. Email pertama misalnya, berisi ucapan, “Selamat Satang!” dan dikirimkan sesaat setelah putrinya lahir.
Ia juga mengirimkan rekaman video singkat menunjukkan bahwa putrinya
sudah bisa tertawa. Ada pula email lain yang berisi ucapan selamat
ketika memiliki adik. Seluruh email disimpan hingga putri Dani berusia 7
tahun. Dalam salah satu email, Dani mengungkapkan ketidaksabarannya
untuk berbagi dengan putrinya, menunjukkan apa yang telah dilakukannya.
Akhirnya, saat usia putrinya mencapai 7 tahun, Dani pun melakukannya.
Valencia Randa, web heroes lain, punya cerita yang tak kalah
menyentuh. Bermula dari berita minimnya stok darah di PMI, ia membentuk
komunitas maya pendonor darah. Dasarnya satu, siapa pun punya darah
untuk didonorkan dan bisa mengatasi kesulitan orang lain dengan cara
tersebut. Tak memakan waktu lama, jumlah anggota komunitas maya ini pun
bertambah dan beragam peran dilakukan.
Misalnya, saat salah satu anggota posting lewat email membutuhkan
golongan darah O-, anggota lain segera tanggap, menyebarkan pesan dan
memberi donor darah. Dengan gerakan yang dilakukan, Blood for Life
berhasil mengubah konsep keluarga yang biasanya hanya terbatas pada
ayah, ibu, paman dan bibi. Salah satu anggota ketika tertolong
memposting pesan, “Kini kalian juga keluarga.” dan “Darah kalian
mengalir pada anak saya.”
Web heroes terakhir adalah Indonesia Berkebun yang kisahnya tentu
sudah banyak diketahui. Komunitas yang dimotori Ridwan Kamil dan Shafiq
Pontoh ini sukses mengajak masyarakat mengisi lahan kosong dengan
berkebun. Dalam 6 bulan, gerakan komunitas ini berhasil menyebar ke 14
kota. Seluruh cerita para Web Heroes Google Chrome tersebut bisa
disaksikan di YouTube. Cerita juga ditayangkan di televisi sebagai
bentuk dari iklan pertama Google Chrome di Indonesia, disiarkan mulai 10
September lalu hingga 8 Oktober mendatang.
Henky Prihatno, Indonesia Country Consultant Google mengatakan bahwa
iklan Google Chrome yang menggaet tiga web heroes tersebut bertujuan
untuk menunjukkan bahwa masyarakat pun bisa menggunakan Google Chrome
untuk berkreasi. “Google Chrome adalah pintu gerbangnya,” kata Henky.
Google menyediakan beberapa keunggulan seperti akses yang lebih cepat
dan beberapa fitur seperti Google Extension dan Webstore, mendukung tiap
individu atau komunitas untuk berkarya.
Meski merupakan iklan, Shafiq mengatakan, cerita-cerita para web
heores bisa menjadi inspirasi untuk berkarya lewat internet. Ia
mengatakan bahwa internet memudahkan seseorang untuk mewujudkan
kreatifitas dan misinya.
“Waktu saya melihat respon orang ketik Indonesia Berkebun ada, saya
membayangkan betapa powerful internet. Jika saya melakukannya beberapa
tahun lalu tanpa internet, saya tidak yakin akan mencapai ini,” kata
Shafiq di acara Social Media Festival di Jakarta, Kamis (22/9/2011).
Shafiq mengajak setiap individu untuk berkarya dan menggali potensi
di internet. Sementara Hengky mengatakan bahwa internet bisa mendukung
apa saja. “Anda bisa melakukan apa pun sesuai passion masing-masing,
internet menjadikannya lebih mudah,” katanya.
Sumber : Tekno Kompas
0 komentar:
Posting Komentar